Senin, 01 November 2010

Etika Bisnis Periklanan

Iklan rokok LA Light di buka dalam visual nuansa pesta perkawinan. Syahdan ceritanya, Agus ‘’Ringgo’’ Rahman sebagai model iklan banyak dihujani pertanyaan oleh tamu undangan perihal statusnya yang masih jomblo alias bujangan. Mereka, para tamu undangan, bertanya pada Ringgo, kapan ia menikah. Karena pernyataan tersebut terkesan menyudutkan dirinya dan Ringgo seakan-akan dipaksa harus segera menjawab, maka Ringgo dengan gaya cuek dan santai menjawab pertanyaan tersebut secara singkat, ‘’Mei’’.

Sejurus kemudian, para undangan yang mengajukan pertanyaan secara spontan merasa gembira atas jawaban kepastian pernikahan Ringgo yang akan diselenggarakan bulan Mei. Tetapi oleh si Ringgo ucapan kata ‘’Mei’’ merupakan kependekan kata mei + be = maybe: ‘’Maybe Yes Maybe No’’ dalam sebuah rangkaian kalimat yang diucapkannya sambil pergi meninggalkan kerumunan tamu undangan. Adegan ditutup dengan tampilan logo rokok LA Light.

pada iklan rokok LA Light, kata ‘’mei’’ yang diucapkan Ringgo atas pertanyaan tamu undangan pesta perkawinan ini memasuki area abu-abu perbedaan persepsi yang sengaja digantung Jeanny Hardono sebagai creative director Dentsu Indonesia yang menggerjakan konsep kreatif iklan tersebut.

Kata ‘’mei’’ yang diucapkan Ringgo atas pertanyaan tamu undangan pesta perkawinan ini dipahami oleh para penanya sebagai sebuah kata yang mengacu arti kata nama bulan dalam konteks kalender penunjuk bulan, hari, dan tanggal.

Sedangkan kata ‘’mei’’ yang diucapkan Ringgo, bagi tim kreatif iklan rokok LA Light merupakan bentuk plesetan dari kata ‘’Maybe Yes, Maybe No’’ Plesetan kata semacam ini sengaja diusung untuk lebih menancapkan merek rokok LA Light ke dalam benak target sasaran maupun masyarakat umum. Dan ternyata tayangan iklan tersebut mendapat respon positif dari publik penonton televisi. Bukti konkritnya terlihat dari pelafalan kata ‘’Maybe Yes, Maybe No’’ terdengar di mana-mana, baik sesuai dengan konteks yang ada atau pun tidak.


Referensi : http://maulanusantara.wordpress.com/2008/07/20/eksekusi-iklan-televisi-dengan-pendekatan-parodi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar