Senin, 05 Oktober 2009

Tugas B.indonesia ( karangan )

DOSEN : Sugito Martodiwirjo

NAMA : Anshar Patria
KELAS : 3 EA 06
NPM : 10207143



SIAPAKAH SAYA…?

Anshar Patria…

Ya, inilah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya, sejak saya dilahirkan ke muka bumi ini atas izin-NYA. Orang tua kita memberikan nama kepada anak - anaknya dengan pengertian – pengertian yang sangat indah dan mulia. Saya beranjak tumbuh dalam pengertian kebaikan yang ditanamkan oleh orang tua saya sejak dini. Anshar Patria, nama yang menimbulkan tanda tanya dalam benak saya ?. Apa inspirasi yang melatar belakangi pemberian sebuah nama kepada bayi mungil, ‘Anshar Patria’ ?. Muncullah perasaan penasaran dalam diri ini yang ingin menanyakan kepada ayah dan ibu saya, apakah arti atau makna yang tersirat dari ‘Anshar Patria’?.

Saya : Ayah,,,izinkan saya untuk menanyakan sesuatu, apa makna atau arti dari nama anakmu ini ?

Ayah : Anshar ialah ayah ambil dari nama suatu kaum di zaman Nabi Muhammad SAW,yakni kaum Anshor, kaum yang berjuang bersama Nabi. Patria itu sendiri kami ambil dari kata Patriot yang bermakna jiwa yang kuat, yang tegar. Dari nama itulah ( ‘Anshar Patria’ ) ayah menitipkan harapan yang besar kepada anak putra ayah dan ibu yang dapat melindungi ibu-mu nanti disaat ayah terpanggil lebih dulu, serta dapat mengayomi putri ayah,yakni adikmu, dan lebih luas lagi dapat bermanfaat dan berguna bagi sesama, bangsa dan Negara.

Saya : Ayah, terima kasih telah memberikan nama yang sangat indah untuk saya. Semoga saya dapat memenuhi harapan besar ayah dan ibu terkasih.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat meninggalkan Anshar Patria kecil untuk terus tumbuh menuju kedewasaannya. Ya, kini saya berusia 20 tahun. Seiring waktu berjalan, makna namaku semakin terpahami. Bahwa nama itu bukan hanya symbol legalitas pengisi lembar administrasi tapi lebih kepada pemantasan jiwa, sikap, perilaku yang harus mengisi rongga kehidupan. Saya bertempat tinggal di daerah Pancoran, kawasan Jakarta Selatan. Kini saya berkesempatan mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta, yakni Universitas Gunadarma dengan mengambil fakultas Ekonomi jurusan Manajemen yang Alhamdullilah, kini sudah semester 5.
Status Mahasiswa dan anak sulung, memaksa saya untuk dapat melihat suatu masalah dengan lebih dewasa di keluarga dan hidup ini.

Seperti kebanyakan orang, saya pun sering mengalami masalah – masalah yang bagiku sulit dikehidupan ini. Dulu, pengertian saya tentang masalah itu ialah ‘musibah’ yang diberikan Tuhan kepadaku. Sebuah tembok besar yang menghalangi saya untuk dapat terus berjalan, itulah pengertianku dulu dalam melihat suatu masalah. Seiring berjalannya waktu yang mendewasakan diri ini, kini saya mengerti akan pengertian – pengertian baru dalam melihat suatu masalah.

“ Masalah Adalah Tantangan
Bila saya menganggap masalah sebagai beban, saya mungkin akan menghindarinya. Bila saya menganggap masalah sebagai tantangan, saya mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat saya terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, saya melihat keberhasilan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses. Tanpa masalah, saya tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itulah terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melemparkan anak-anaknya itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila saya tidak berani mengatasi masalah, saya tidak akan menjadi seseorang yang sejati “.

Inilah pengertian baru saya dalam melihat masalah di hidup ini, dan baru menyadari bahwa hadiah indah dari Tuhan bukanlah diberikan kekayaan, pangkat, dan segala sesuatu yang dilihat seseorang yang hatinya suram, melainkan masalah adalah hadiah indah dari Tuhan yang diberikan di hidup ini. Karena jika wajah ini menyiratkan ketulusan hati, maka kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hati saya. Dengannya, kehidupan menganugerahkan hati yang bening kepadaku. Baru kusadari, bahwa kebeningan hati akan menetukan kemampuan saya untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram. Karena seorang pemenang dikatakan pemenang bukan karena dia mampu menjatuhkan lawannya atau mengalahkan musuhnya, tetapi seorang pemenang dikatakan pemenang jika ia bisa keluar dari masalahnya dengan pemantasan diri yang lebih tinggi dari sebelum ia keluar dari masalahnya. Ingin tertawa rasanya jika melihat diriku di masa lalu dalam mengartikan suatu masalah.

Pengertiannya lainnya di dalam masa laluku ialah pada saat memaknai hari ulang tahunku.

Saya bangun dengan lebih bersemangat dari hari – hari lainnya, karena dalam benak-ku akan banyak sekali kegiatan menyenangkan di hari ulang tahun kali ini, di kampus banyak teman yang mengucapkan ‘happy birsthday ya’,mendapatkan banyak hadiah dari orang – orang terdekat, sureprize yang tidak terduga. Dan ketika pulang telah tersedia begitu banyak makanan lezat yang disiapkan oleh ibuku. Terbesit sepintas dalam benak, saya bagaikan menjadi seorang raja di hari ini, karena ini hari ulang tahunku. Namun, setelah tumbuh lebih dewasa dalam pengertian – pengertian yang membaikkan, rasanya hati ini ingin menangis ketika tiba di hari ulang tahun, hari yang mengingatkanku pada tanggal saat diri ini dilahirkan. Umurku di dunia ini semakin bertambah, sedangkan umur kedua orang tua yang kusayangi semakin berkurang di dunia ini, apa yang sudah kulakukan untuk kedua orang tua ku yang menyandarkan harapannya kepadaku. Apakah lebih banyak membuat mereka tertawa dan bangga terhadap putra nya ini ? atau lebih banyak mereka menghela dada melihat kelakuanku selama ini. Huff, 19 tahun ku memaknai hari ulang tahun dengan tertawa, pesta dengan teman – teman. Padahal yang harusnya kulakukan ialah merenungi hari – hari yang terus berlalu selama setahun ini, yang takkan pernah dapat terulang kembali dan apa saja yang telah kulakukan.

Anshar Patria..

Akulah Anshar Patria, yang mempunyai keinginan memaknai kehidupan ini dengan lebih bijak dan terus tumbuh untuk menjadi lebih dewasa dalam pengertian kebaikan dan dapat lebih melayani sesama karena Firman Tuhan “ Jika kau mencintaiku, layanilah sesamamu “.
Terima kasih Tuhan, karena telah memberikan aku kesempatan hidup di dunia ini dan dilahirkan dalam keluarga yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar