Minggu, 25 Oktober 2009

Tugas B.indonesia ( paragraf )

DOSEN : Sugito Martodiwirjo

Nama : Anshar Patria
NPM : 10207143
Kelas : 3 EA 06



1. Pengertian Paragraf

Paragraf mempunyai beberapa pengertian :
a. Paragraf adalah karangan mini yang artinya, semua unsure karangan yang panjang ada dalam paragraf.

b. Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide yang tersusun secara lengkap, utuh, dan padu.

c. Paragraf adalah bagian dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

d. Paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti tidak menunjukkan ketuntasan atau kesempurnaan. Sekalipub tidak sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa. Akan tetapi, sebagai kesatuan gagasan menjadi suatu bentuk ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan mengembangkan satu gagasan

2. Syarat Paragraf Yang Baik

Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi penggunaan sudut pandang.

2.1. Kesatuan Paragraf ( Kesatuan Pikiran )

Untuk menjamin adanya kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pikiran. Paragraf dapat berupa beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan kesatuan, tidak satu kalimatpun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.


Contoh paragraf tanpa kesatuan pikiran :
( 6 -1 ) 1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2) Beberapa siswa tingkat SD sampai dengan SMU / SMK berhasil menjuarai olimpiade fisika dan matematika. 3) Walaupun kebutuhan ekonomi masyarakat relatif rendah, beberapa siswa berhasil memenangkan kejuaraan dunia dalam lomba tersebut. 4) Kreativitas baru tersebtu membanggakan kita semua.
Paragraf ( 6 – 1 ) di atasw tanpa kesatuan pikiran. Kalimat 1 sampai dengan 3 mengungkapkan pikiran yang berbeda – beda. Masing – masing tidak membahas satu pikiran yang sama, dan kalimat 4 saja yang menunjukkan adanya hubungan. Akibatnya, paragraf menjadi tidak jelas struktur dan maknanya. Bandingkan dengan paragraf ( 6 – 2 ).

Contoh paragraf dengan kesatuan pikiran :
( 6 – 2 ) 1) Kebebasan berekspresi berdampak pada pengembangan kreativitas baru. 2) Dengan kebebasan ini, para guru dapat dengan leluasa mengajar siswanya sesuai dengan kompetensi siswa dan lingkungannya. 3) Kondisi kebebasan tersebut menjadikan pembelajaran berlangsung secara alami, penuh gairah, dan siswa termotivasi untuk berkembangn. 4) Siswa belajar dalam suasana gembira, aktif, kreatif, dan produktif. 5) Dampak kebebasan ini, setiap saat siswa dapat melakukan berbagai eksperimen dengan menyinergikan bahan ajar di sekolah dan lingkungannya. 6) Kreativitasnya menjadi tidak terbendung.
Paragraf ( 6 – 2 ) dikembangkan dengan kesatuan pikiran. Seluruh kalimat membahas pikiran yang sama yaitu kebebasan berekspresi ( kalimat1 ). Kalimat 2 membahas dampak pikiran pada kalimat 1 siswa dapat belajar dengan basis kompetensinya. Kalimat 3 siswa belajar penuh gairah sebagai dampak pikiran kalimat 2. Kalimat 4 berisi siswa menjadi kreatif sebagai damapk pikiran kalimat 4. Kalimat 5 siswa belajar secara sinergis teori dan praktik sebagai dampak pikiran kalimat 4. Kalimat 6 kreativitas siswa tidak terbendung sebagai dampak pikiran kalimat 5.

2.2. Kepaduan

Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat – kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran – pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraf menjadi satu padu, utuh, dan, kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi ( pengulangan ) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi, dan bentuk parallel.

2.2.1. Pengulangan Kata kunci

Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata kunci ( sinonimnya ) yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Dengan pengulangan itu, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak.
Contoh :
( 1 – 1 ) 1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. 2) Budaya baik yang berupa sistem ideal, sistem social, maupun sistem teknologi, ketiganyan dapat dijadikan sumber kerativitas baru. 3) Budayyang bersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas konsep – konsep pemikiran filsafat, ilmu pengetahuan, dan lain – lain. 4) Budaya yang bersumber sistem social dapat mengendalikan perilaku social atau masyarakat termasuk para pemimpinnya. 5) Budaya yang bersumber pada sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasarkan geografis bangsa, misalnya sebagai Negara pertanian harus memproduksi teknologi pertanian, sebagai Negara kelautan harus mengembangkan teknologi kelautan, dan sebagainya. 6) Sinergi dari ketiga sistem Budaya dapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna. 7) Misalnya, produk pertanian yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, kondisi alam, dan daya pikir masyarakat akan menghasilkan Budaya yang lebih disukai.
Kata kunci paragraf di atas yaitu Budaya. Kata ini diulang pada setiap kalimat. Dalam paragraf kata kunci berfungsi untuk mengikat makna sehingga menghasilkan paragraf yang jelas makna dan strukturnya.

2.2.2.Kata Ganti

Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti, pronominal, atau padanan. Sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat pertama ( terdahulu ) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata gantinya. Kata ganti ( padanan ) dapat pula menggantikan kalimat, paragraf, dan dapat pula menggantikan bab.

Misalnya :
(1) Kata ganti :
pengusaha – ia
pengusaha – pengusaha – mereka
seorang gadis – ia
saya dan dia – kami
saya dan kamu – kita

(2) Padanan
Ekonomi Indonesia segera bangkit. Hal ini ditandai dengan stabilnya nilai rupiah terhadap mata uang asing. Selain itu, hal ini juga dapat dirasakan adanya kenaikan pendapatan nasional sebesar 5 persen setahun sejak awal 2005 sampai dengan akhir 2006. Hal ini …
Bagaimana fakta yang dirasakan oleh masyarakat ? Masalah ini sudah diteliti oleh tim ahli yang independen dan hasilnya sudah dianalisis.

2.3. Ketuntasan

Ketuntasan ialah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan :
1) Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh. Ketuntasan klasifikasi tidak memungkinkan adanya bagian yang tidak masuk kelompok klasifikasi. Klasifikasi ada dua jenis, yaitu sederhan dan kompleks. Klasifikasi sederhana membagi sesuatu ke dalam dua kelompok, misalnya : pria dan wanita, besar dan kecil, baik dan buruk. Sedangkan klasifikasi kompleks membagi sesuatu menjadi lebih dari dua kelompok, misalnya : besar – sedang – kecil, pengusaha besar – menengah – kecil, negara berkembang – negara terbelakang.
2) Ketuntasan bahasan yaitu kesempurnaan memnahas materi secara menyeluruh dan utuh. Hal ini harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan yang salah, tidak sahih, dan tidak valid.
Contoh :
( 8 – 1 ) Mahasiswa di kelas itu terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 orang laki – laki. Prestasi perempuan mencapai IPK 4 sebanyak 3 orang, IPK 3 sebanyak 10 orang, dan IPK 2,7 sebanyak dua orang. Sedangkan prestasi laki – laki mencapai IPK 4 sebanyak 2 orang, IPK 3 sebanyak 10 orang. Mereka yang belum mencapai IPK 4 berupaya meningkatkannya dengan menulis skripsi sesempurna mungkin sehingga dapat mengangkat IPK lebih timggi. Sedangkan mereka yang sudah mencapai IPK 4 juga berupaya mendapatkan nilai skripsi A dengan harapan dapat mempertahankan IPK akhir tetap 4.
Klasifikasi objek pada contoh di atas menunjukkan ketuntasan. (1) Seluruh objek (mahasiswa) diklasifikasi. Tidak seorangpun dalam kelas itu yang tidak masuk ke dalam kelompok. (2) Klasifikasi pembahasan gagasan juga tuntas. Pengelompokan IPK yang dicapai oleh mahasiswa ( IPK 4, 3, dan 2,7 ) di kelas itu dibahas seluruhnya, tidak ada gagasan dan fakta yang tertinggal.

2.4. Konsistensi Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita, pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah – olah menceritakannya dirinya sendiri.

3. Pengembangan Paragraf

Paragraf dapat dikembangakan dengan cara pertentangan, perbandingan, analogi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.

3.1. Cara Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan – ungkapan seperti berebeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan dengan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contohnya :
HUKUM INDONESIA
“ Orde 1998 – 2006 “ atau orde politik Indonesia kini jauh berbeda dari “ orde 1967 – 1998 “. Ini menyebabkan kehidupan dan penegakkan hokum dalam kedua periode orde utu juga berbeda besar. Orde pemerintahan Soeharto memiliki kecenderungan kuat kea rah sentralisme, otoriter, dan represif. Kekuasaan poltik dengan efisien dan efektif mengendalikan kekuasaan public, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang membolehkan campur tangan presiden ke dalam pengadilan dicabut dalam periode utu, tetapi pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan poltik Soeharto untuk mencampuri urusan pengadilan. Sejak 1998, orde poltik disebtu reformasi bertolak belakang dengan watak orde sebelumnya. Jika sebelumnya otoriter dan tertutup, orde 1998 mengkedepankan akuntabilitas public dan keterbukaan ( transparency ). Perubahan besra itu amat berpenngaruh terhadap penegakan hukm atau cara bangsa ini berhukum. Ibarat kotak yang tertutup rapat lalu dibuka, isinya berhamburan seranya mengibarkan panji – panji demokrasi rakyat, berani merangsek maju, mendobrak pintu kekuasaan yang sebelumnya angker, apakah itu pemerintah, kejaksaan, pengadilan, atau lainnya. Demokrasi dalam hokum melahirkan lembaga – lembaga independen, seperti Komisi Yudisial, Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Konstitusi, dan banyak komisi lainnya. Kekuasaan yang semula terpusat mulai didelegasikan ke daerah legislasi otonomi daerah yang menimbulkan banyak masalah ( Kompas, 2007 : 29 ).

3.2. Cara Perbandingan

Pengembangan paragraf dengan cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dnegan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Berikut contohnya :
Seruan “Kiri!” seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, misalnya di Bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti Manado, Gorontalo, dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke kiri. Seperti halnya di bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk menghentikan angkot. Akan tetapi, di Manado kata yang diserukan yaitu “Muka”. Sementara itu, seruan “Minggir!” lazim digunakan di daerah Lampung untuk menandakan penumpang yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpang, kata seruan yang digunakan “Siko Cieh!” yang berarti “Di sini satu!” (Mulyana, 2000 : 259).



3.3. Cara Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan. Biasanya, pengembangan analogi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata – kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

Contoh pengembangan cara analogi :
Dalam persoalan Poso kita memang diingatkanbahwa penanganannya tidaklah mudah. Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan. Kita harus menanganinya secara tepat dan yang harus menjadi perhatian kita bersama janganlah masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah. Kasihanilah para pahlawan dan mereka yang berharap masa depan (Kompas, 2006 : 6).

3.4. Cara Contoh – contoh

Kata seperti, misalnya, contohnya, dan lain – lain adalah ungkapan – ungkapan dalam pengembangan dala mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contohnya :
Selain tipe introvert, sifat manusia adalah oekstrover. Tipe ekstrover adalah orang – orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat – sifat tertentu, contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira, mudah memengaruhi, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain (Purwanto, 1984 : 147).

3.5. Cara Sebab Akibat

Pengembangan paragraf dengan cara sebab akibat dilakukan jiak menerangkan suatu kejadian, baik dari segi penyebab maupun dari segi akibat. Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh krena itu dan karena.
Berikut contohnya :
Seharusnya Indonesia telah menerapkan Negara kesehjateraan sejak awal kemerdekaan. Program Jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis melanda Asia pada 1997 / 1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

3.6. Cara Definisi

Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata – kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi. Kata adalah biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata benda, yaitu digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau sifat.
Jika akan menjelaskan sinonim suatu hal, kata ialah yang digunakan dan jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud, kata merupakan yang dipakai.
Contoh pengembangan paragraf dengan cara definisi :
Apakah psikologi itu ? R.S. Woodworth berpendapat, “Psikologi ialah ilmu jiwa.”, sedangkan menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.”. sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia.

3.7. Cara Klasifikasi

Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri – ciri tertentu. Kata – kata atau ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikan.
Contohnya :
Penyelidikan tentang temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat – zat cair yang ada di dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu sanguistis ( banyak darah ) yang sifatnya periang, gembira, optimistis, dan lekas berubah – ubah. Kemudian, kolerisi ( banyak empedu kuning ) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Selanjutnya, flogmatis ( banyak lendirnya ) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu hitam ) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimistis (Purwanto, 1984 : 150).

REFERENSI : http://books.google.co.id/books?id=BADrCn6lQ0oC&pg=PA180&dq=syarat+paragraf+yang+baik+oleh+widjono+HS#v=onepage&q=&f=false

PERILAKU KONSUMEN ( MOTIVASI KONSUMEN )

DOSEN : Yanti Budiasih

Nama : Anshar Patria
NPM : 10207143
Kelas : 3 EA 06
Topik : Motivasi Konsumen


MOTIVASI KONSUMEN

Motivasi merupakan dorongan/tenaga pendorong pada diri individu/seseorang untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhannya yang belum terpenuhi.

Secara umum, kebutuhan manusia sebagai individu terbagi menjadi dua, kebutuhan dasar dan kebutuhan perolehan.

No

Basic Need (Kebutuhan Dasar)

Acquired Need (Kebutuhan Perolehan)

1

Bersifat fisiologis biogenis

Bersifat psikologis psikogenis

2

Makanan, minuman, air, udara, pakaian, perumahan, seks

Memperoleh penghargaan diri, martabat, kasih sayang,kekuasan, pengetahuan

3

Disebut kebutuhan primer/motif primer

Disebut kebutuhan sekunder/motif sekunder

Semua perilaku individu yang didorong motivasi-motivasi tersebut, dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasil yang diinginkan inilah yang disebut sebagai sasaran.

Pemilihan ssasaran , bagi setiap individu berbeda satu sama lai, tergantung beberapa hal yakni,

  1. Pengalaman pribadi
  2. Kemampuan fisik
  3. Norma dan nilai yang berlaku
  4. Kemudahan mencapai sasaran

Dan dalam prakteknya, terdapat keterkaitan antara kebutuhan dan sasaran tersebut. Walaupun pada kenyataannya pula, kesadaran orang akan “sasaran” cenderung kurang, dibanding kesadarannya akan “kebutuhan”. Orang cenderung lebih menyadari kebutuhan dasarnya/fisiologis ketimbang kebutuhan perolehan/psikologis.

Sebagai contoh, seorang politisi mungkin tidak menyadari betapa tingginya kebutuhannnya akan “kekuasan”, tapi ia secara rutin aktiv dalam pemilihan jabatan tertentu dalam pemerintahan.

Contoh lainnya, ialah Rokok : Merokok jadi pelarian dari tugas berat atau tak menyenangkan, nyaris seperti anak kecil yang suka melamun karena kebanyakan dijejali tugas-tugas PR. Merokok juga merupakan hadiah pada diri sendiri, akan lebih menyenangkan kalau sering dilakukan. Merokok di awal hari mengantisipasi anugerah yang bakal datang, sementara merokok di malam hari menutup hari yang panjang. Rokok adalah jejak waktu modern yang menandai berjalannya waktu, baik di rumah maupun di kantor. Bisa juga untuk meredam ketidaksabaran, merokok membuat waktu berlari lebih cepat dan itulah mengapa orang merokok saat menunggu di stasiun, saat seorang suami menunggu istrinya melahirkan atau seseorang membunuh waktu di balik kerangkeng di penjara. Merokok memberi kenikmatan oral sensual. Rokok juga bisa berfungsi sosial sebagai teman, juga menjadi sarana percakapan dengan diri sendiri. Rokok menegaskan kepribadian sambil menunjukkan hubungan dekat dengan sesama perokok. Kotak rokok, misalnya, menunjukkan jarak dan individualitas. Banyak perokok suka mengamati gulungan asap rokoknya yang kadang membentuk pola-pola di udara, membawa serta rasa cemas dan kekecewaan mereka….

Itulah kutipan contoh hasil penelitian motivasi konsumen di balik perilaku merokok. Motivasi di balik perilaku manusia awalnya lebih dipahami sebagai insting dan dorongan dari dalam, yang pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang ada sejak bayi. Keinginan ini lebih merupakan “drive” yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang dipicu rasa lapar, haus, perlindungan dan dorongan seksual. Motivasi ini pada dasarnya bersifat negatif dan diperlukan agar bisa bertahan dari bahaya atau keadaan yang tak menguntungkan.

REFFERENSI : http://consumerbehaviour.blogsome.com/2007/11/09/motivasi-konsumen/

http://uyungs.wordpress.com/2008/11/14/motivasi-internal-perilaku-konsumen/

Minggu, 11 Oktober 2009

PERILAKU KONSUMEN ( HARGA )

DOSEN : Yanti Budiasih

NAMA : Anshar Patria
NPM : 10207143
KELAS : 3 EA 06
TOPIK : HARGA


A. Definisi / Pengertian Harga (Price)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran pemasaran / marketing mix (4P = product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.


B. Tujuan Penetapan Harga

1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung yang optimal.

2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain sebagainya.

3. Menggapai ROI (Return on Investment)
Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.

5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.


C. Cara / Teknik / Metode Penetapan Harga Produk

1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

2. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup pricing dan break even analysis.

3. Pendekatan Pasar (market approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.


Seperti dipaparkan dalam teori di atas, harga merupakan faktor penentu suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa barang maupun jasa. Oleh sebab itu, maka timbullah persaingan harga antar produk yang segmentasinya sama.

Sebagai contoh, saya akan mencoba memaparkan persaingan harga antar operator telepon atau seluler. Bayangkan jika hanya ada satu operator seluler di Indonesia ini, wah tentu harga yang dipasang oleh operator tersebut dapat melambung tinggi atau seenaknya. Ya, operator tersebut tidak akan takut kehilangan konsumennya dengan melempar harga yang tinggi kepada konsumen, karena operator tersebut tidak mempunyai saingan atau dengan kata lain menguasai pasar dan disini posisi perusahaan ialah raja dan masyarakat mau tidak mau membutuhkannya walaupun harga yang ditawarkan selangit. Karena itulah dibutuhkan kompetitor atau pesaing agar harga yang dipasang nanti tidak seenaknya dan dikeadaan ini masyarakatlah menjadi raja karena bebas memilih yang dirasa cukup dengan keuangannya. Dengan munculnya kompetitor atau pesaing, suatu perusahaan akan menaikkan kwalitas dan kwantitasnya untuk dapat unggul dalam persaingan tersebut. Begitu pula dengan harga,dengan adanya kompetitor, perusahaan akan bersaing untuk dapat menurunkan harga agar dapat lebih rendah dari pesaingnya. Saya ambil contoh operator seluler Axis menurunkan tarif telpon Rp.1 / nelpon mulai Januari hingga April. Ini bertujuan untuk mendapatkan atau menarik pelanggan baru serta memelihara pelanggan lamanya. Ketika operator seluler Axis mulai memainkan strategi ( harga ) ini, tidak lama kemudian pesaingnya, operator seluler XL mengeluarkan strategi serupa yaitu, nelpon Rp.0,1 sepuasnya. Dan jika ditelusuri keduanya tidak jauh berbeda, hanya permainan harga ( tarif ) untuk menarik pelanggan baru serta memelihara pelanggan lama agar tidah pindah ke operator seluler lain.

Namun sangat disayangkan, dengan berlomba – lombanya operator seluler dalam menurunkan harga tidak diikuti dengan pelayanan yang memuaskan. Harga yang mahal akan diikuti dengan kepuasan yang didapat oleh pelanggan tersebut, begitu pula dengan harga murah, otomatis ada faktor – faktor yang dikurangi untuk dapat menurunkan harga. Saya ambil lagi contoh operator seluler A, menawarkan promosi harga yang mengagetkan. “Nelpon pake A hanya Rp.1000 / jam”. Begitu mendengarnya otomatis konsumen akan tergoda untuk memakai produknya karena harga yang ditawarkan murah. Namun jika ditelusuri konsumen akan mendapatkan tarif nelpon Rp.1000 / jam jika berkomunikasi lebih dari 60 menit ( 61 menit ) baru dipotong Rp.1000 dari pulsa konsumen. Bagaimana jika hanya berkomunikasi sebentar ( 3 – 4 menit ) ? akan dikenakan harga normal. Belum lagi yang saya baca dari surat pembaca bahwa sinyal A sering putus – putus. Bagaimana jika hubungan komunkasi terputus di saat menit ke 59 ? Rugi yang didapat konsumen.


Kesimpulannya lebih cerdas lah dalam melihat harga suatu produk, karena suatu harga yang murah adalah dampak dari persaingan antar produk itu sendiri dan dampak yang sering timbul akibat persaingan harga ini ialah turunya kualitas pelayanan.


Mohon maaf jika dalam penulisan alamat terdapat kesalahan.

tulisan di atas tidak bermaksud menyinggung siapapun.

Terima Kasih.

Reffernce : http://zizima.wordpress.com/2009/04/29/five-forces-to-analyze-business-strategy-michael-e-porter/#comment-452
http://organisasi.org/definisi-pengertian-harga-tujuan-metode-pendekatan-penetapan-harga-manajemen-pemasaran#comment-29699

PERILAKU KONSUMEN ( SEGMENTASI )

DOSEN : Yanti Budiasih

NAMA : ANSHAR PATRIA
NPM : 10207143
KELAS : 3 EA 06
TOPIK : SEGMENTASI PASAR

SEGMENTASI PASAR

Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan pembeli berbeda dalam banyak hal baik dalam motif, perilaku, maupun kebiasaan pembelian. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pasar suatu produk tidak homogen, tetapi heterogen. Hal inilah yang mendorong perusahaan melakukan segmentasi pasar. Segmentasi merupakan pengelompokan pembeli dalam suatu pasar yang memiliki kebutuhan dan tingkah laku yang sama.
Segmentasi merupakan unsur pertama strategi. Menurut Hermawan Kartajaya dkk (2003) dalam bukunya Rethinking Marketing segmentasi berarti ‘melihat pasar secara kreatif’. Segmentasi merupakan seni mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang muncul di pasar.
Latar belakang pentingnya segmentasi bagi perusahaan disebabkan antara lain karena segmentasi memungkinkan perusahaan lebih terfokus dalam mengalokasi sumber daya. Kedua, segmentasi merupakan basis untuk menentukan komponen-komponen strategi, taktik dan value secara keseluruhan. Segmentasi yang disertai dengan pemilihan target market akan memberikan suatu acuan dan basis bagi penentuan positioning. Ketiga segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing.

» Manfaat Segmentasi
Salah satu alasan perusahaan melakukan segmentasi untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran yang telah disusun, serta lebih terarah dan sumber daya perusahaan dapat digunakan secara efektif dan efisien. Segmentasi yang berorientasi pada peningkatan pemasaran akan memberikan keuntungan bagi pebisnis dan pelanggan, yaitu:

1. Menyediakan keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan lebih baik
Produsen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola berbeda, insentif dan kegiatan promosi yang bebeda pada setiap segmen yang dituju. Contohnya perusahaan Telkom dalam produknya Speedy, yang mengelompokkan konsumennya kedalam kelompok pribadi, bisnis kecil, bisnis besar, dan organisasi pemerintah atau kemasyarakatan dan bukan berdasarkan pada lini produk yang dihasilkan. Hal tersebut terbukti mampu memberikan pelayanan dan ketersediaan produk yang lebih baik.

2. Meningkatkan pendapatan
Lebih sulit bagi produsen untuk menaikkan harga pada seluruh pasar. Kecuali jika produsen mengelompokkan segmen premium yang akan menerima harga yang lebih mahal. Dengan segmentasi perusahaan mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar.

3. Peluang untuk tumbuh
Dengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan ‘niche product’ yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut.


KRITERIA SEGMENTASI

Variabel-variabel utama yang biasa digunakan untuk mensegmentasikan pasar konsumen dengan memperhatikan faktor karakteristik konsumen yaitu letak geografi, demografi, dan psikografi. Segmentasi geografis membagi-bagi pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, kota, desa dan iklim. Misal sepatu ski dipasarkan pada wilayah tertentu dan tidak akan dijual di wilayah tropis yang hanya mempunyai 2 musim saja.
Segmentasi demografis memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variael umur, jenis kelamin, status, pendapatan, pekerjaan, pendidikan agama, kewarganegaraan dan kelompok umur. Misal pemasar perlu memperhatikan faktor demografi pribadi dengan kriteria umur dan jenis kelamin untuk memasarkan produk baju dan sepatu. Ukuran, corak ataupun desain baju dan sepatu untuk anak-anak tentu berbeda dengan yang diperuntukkan untuk dewasa. Contoh lain dari segmentasi demografis ini antara lain produsen susu formula yang membeda-bedakan produk berdasar usia antara lain susu untuk usia di bawah 1 th, 1-3 th, dan diatas 3 th.
Segmentasi psikografi membagi-bagi konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan menurut status sosial, gaya hidup dan kepribadian. Misal produsen mobil yang mendesain mobil berdasarkan pada faktor gaya hidup dan kepribadian konsumen. Produsen mendesain mobil sport untuk konsumen bergaya sportif, mobil sedan lux untuk yang menginginkan kesan ekslusif dan mengutamakan kenyamanan.
Demikian juga untuk produk rokok, produsen mengembangkan merek-merek rokok bagi “perokok berat”, “perokok biasa”, dan “perokok yang berhati-hati/ringan”. Selain memperhatikan karakteristik konsumen, pasar juga dapat disegmentasikan berdasarkan tangapan konsumen (segmentasi keprilakuan). Sehingga pembeli dipilah-pilah ke dalam variabel kesempatan penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, dan sikap konsumen. Contoh dari segmentasi perilaku antara lain produsen pasta gigi yang memperhatikan variabel manfaat yang dicari dalam mensegmentasikan pasarnya. Misal, pasta gigi “Crest” yang menawarkan manfaat perlindungan terhadap gigi berlubang sebagai daya tarik penjualan yang .demikian juga pasta gigi “aquafresh” yang menawarkan 3 manfaat yaitu “perlindungan terhadap gigi berlubang”, “nafas lebih segar”, dan “gigi lebih putih”.

Beberapa Contoh Kasus Segmentasi :

 Produsen rokok nasional PT HM. Sampoerna Tbk membidik segmen loyal customer. Untuk membidik segmen tersebut Sampoerna mengkedepankan Dji Sam Soe Master Priece sebagai ujung tombaknya. Salah satunya dengan meluncurkan Dji Sam Soe Gold yang merupakan pengembangan dari produk Dji Sam Soe sebelumnya yang dikenal sebagai King of Kretek dan hadir di masyarakat sejak tahun 1913. Ini merupakan varian ke-7 dari keluarga Dji sam Soe. Namun rokok terbaru ini dibuat dalam bentuk fisik silinder dan dibungkus dalam kemasan dengan bukaan flavor seal guna menjaga cita rasa dan kesegaran aroma, serta memperlihatkan kesan modern dan dinamis. Segmentasi pasar yang dituju, yaitu menyasar perokok antara usia 24 tahun dan 35 tahun. Inovasi ini sebagai upaya mempertahankan posisi kami sebagai pemimpin pasar SKT bagi perokok dewasa
 Sensodyne : variant dikhususkan pada satu jenis masalah gigi, yaitu gigi sensitif. dipasarkan kalangan menengah ke atas (menilik dari harganya yang lumayan merogoh kocek).
 Varian terbaru Yamaha Mio menyasar pengguna wanita yang semakin banyak menggunakan jenis motor skuter otomatis (skutis). Peluang ini dilihat YMKI untuk mendekatkan produk skutis andalannya kepada kamu hawa. Segmen ini dikhusukan untuk kaum wanita.
 Marlboro Black Menthol hadir sebagai bentuk inovasi dari PT Philip Morris Indonesia bagi para perokok muda dewasa khususnya penggemar rokok menthol di Indonesia. Dengan kualitas rokok putih kelas dunia, Marlboro Black Menthol menawarkan pengalaman merokok dengan rasa menthol yang kuat bagi mereka yang menginginkan sensasi menthol yang berbeda dengan tampilan kemasan yang memberi kesan maskulin dan premium.

Refference : http://massofa.wordpress.com/2009/03/03/segmentasi-pasar/

Mohon maaf apabila dalam penulisan alamat referensi terdapat kesalahan.

Senin, 05 Oktober 2009

Tugas B.indonesia ( karangan )

DOSEN : Sugito Martodiwirjo

NAMA : Anshar Patria
KELAS : 3 EA 06
NPM : 10207143



SIAPAKAH SAYA…?

Anshar Patria…

Ya, inilah nama yang diberikan oleh kedua orang tua saya, sejak saya dilahirkan ke muka bumi ini atas izin-NYA. Orang tua kita memberikan nama kepada anak - anaknya dengan pengertian – pengertian yang sangat indah dan mulia. Saya beranjak tumbuh dalam pengertian kebaikan yang ditanamkan oleh orang tua saya sejak dini. Anshar Patria, nama yang menimbulkan tanda tanya dalam benak saya ?. Apa inspirasi yang melatar belakangi pemberian sebuah nama kepada bayi mungil, ‘Anshar Patria’ ?. Muncullah perasaan penasaran dalam diri ini yang ingin menanyakan kepada ayah dan ibu saya, apakah arti atau makna yang tersirat dari ‘Anshar Patria’?.

Saya : Ayah,,,izinkan saya untuk menanyakan sesuatu, apa makna atau arti dari nama anakmu ini ?

Ayah : Anshar ialah ayah ambil dari nama suatu kaum di zaman Nabi Muhammad SAW,yakni kaum Anshor, kaum yang berjuang bersama Nabi. Patria itu sendiri kami ambil dari kata Patriot yang bermakna jiwa yang kuat, yang tegar. Dari nama itulah ( ‘Anshar Patria’ ) ayah menitipkan harapan yang besar kepada anak putra ayah dan ibu yang dapat melindungi ibu-mu nanti disaat ayah terpanggil lebih dulu, serta dapat mengayomi putri ayah,yakni adikmu, dan lebih luas lagi dapat bermanfaat dan berguna bagi sesama, bangsa dan Negara.

Saya : Ayah, terima kasih telah memberikan nama yang sangat indah untuk saya. Semoga saya dapat memenuhi harapan besar ayah dan ibu terkasih.

Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat meninggalkan Anshar Patria kecil untuk terus tumbuh menuju kedewasaannya. Ya, kini saya berusia 20 tahun. Seiring waktu berjalan, makna namaku semakin terpahami. Bahwa nama itu bukan hanya symbol legalitas pengisi lembar administrasi tapi lebih kepada pemantasan jiwa, sikap, perilaku yang harus mengisi rongga kehidupan. Saya bertempat tinggal di daerah Pancoran, kawasan Jakarta Selatan. Kini saya berkesempatan mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi swasta, yakni Universitas Gunadarma dengan mengambil fakultas Ekonomi jurusan Manajemen yang Alhamdullilah, kini sudah semester 5.
Status Mahasiswa dan anak sulung, memaksa saya untuk dapat melihat suatu masalah dengan lebih dewasa di keluarga dan hidup ini.

Seperti kebanyakan orang, saya pun sering mengalami masalah – masalah yang bagiku sulit dikehidupan ini. Dulu, pengertian saya tentang masalah itu ialah ‘musibah’ yang diberikan Tuhan kepadaku. Sebuah tembok besar yang menghalangi saya untuk dapat terus berjalan, itulah pengertianku dulu dalam melihat suatu masalah. Seiring berjalannya waktu yang mendewasakan diri ini, kini saya mengerti akan pengertian – pengertian baru dalam melihat suatu masalah.

“ Masalah Adalah Tantangan
Bila saya menganggap masalah sebagai beban, saya mungkin akan menghindarinya. Bila saya menganggap masalah sebagai tantangan, saya mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah adalah hadiah yang dapat saya terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, saya melihat keberhasilan di balik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses. Tanpa masalah, saya tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itulah terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melemparkan anak-anaknya itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila saya tidak berani mengatasi masalah, saya tidak akan menjadi seseorang yang sejati “.

Inilah pengertian baru saya dalam melihat masalah di hidup ini, dan baru menyadari bahwa hadiah indah dari Tuhan bukanlah diberikan kekayaan, pangkat, dan segala sesuatu yang dilihat seseorang yang hatinya suram, melainkan masalah adalah hadiah indah dari Tuhan yang diberikan di hidup ini. Karena jika wajah ini menyiratkan ketulusan hati, maka kehidupan akan memilihkan kualitas dari isi hati saya. Dengannya, kehidupan menganugerahkan hati yang bening kepadaku. Baru kusadari, bahwa kebeningan hati akan menetukan kemampuan saya untuk melihat yang tidak bisa dilihat oleh mereka yang hatinya suram. Karena seorang pemenang dikatakan pemenang bukan karena dia mampu menjatuhkan lawannya atau mengalahkan musuhnya, tetapi seorang pemenang dikatakan pemenang jika ia bisa keluar dari masalahnya dengan pemantasan diri yang lebih tinggi dari sebelum ia keluar dari masalahnya. Ingin tertawa rasanya jika melihat diriku di masa lalu dalam mengartikan suatu masalah.

Pengertiannya lainnya di dalam masa laluku ialah pada saat memaknai hari ulang tahunku.

Saya bangun dengan lebih bersemangat dari hari – hari lainnya, karena dalam benak-ku akan banyak sekali kegiatan menyenangkan di hari ulang tahun kali ini, di kampus banyak teman yang mengucapkan ‘happy birsthday ya’,mendapatkan banyak hadiah dari orang – orang terdekat, sureprize yang tidak terduga. Dan ketika pulang telah tersedia begitu banyak makanan lezat yang disiapkan oleh ibuku. Terbesit sepintas dalam benak, saya bagaikan menjadi seorang raja di hari ini, karena ini hari ulang tahunku. Namun, setelah tumbuh lebih dewasa dalam pengertian – pengertian yang membaikkan, rasanya hati ini ingin menangis ketika tiba di hari ulang tahun, hari yang mengingatkanku pada tanggal saat diri ini dilahirkan. Umurku di dunia ini semakin bertambah, sedangkan umur kedua orang tua yang kusayangi semakin berkurang di dunia ini, apa yang sudah kulakukan untuk kedua orang tua ku yang menyandarkan harapannya kepadaku. Apakah lebih banyak membuat mereka tertawa dan bangga terhadap putra nya ini ? atau lebih banyak mereka menghela dada melihat kelakuanku selama ini. Huff, 19 tahun ku memaknai hari ulang tahun dengan tertawa, pesta dengan teman – teman. Padahal yang harusnya kulakukan ialah merenungi hari – hari yang terus berlalu selama setahun ini, yang takkan pernah dapat terulang kembali dan apa saja yang telah kulakukan.

Anshar Patria..

Akulah Anshar Patria, yang mempunyai keinginan memaknai kehidupan ini dengan lebih bijak dan terus tumbuh untuk menjadi lebih dewasa dalam pengertian kebaikan dan dapat lebih melayani sesama karena Firman Tuhan “ Jika kau mencintaiku, layanilah sesamamu “.
Terima kasih Tuhan, karena telah memberikan aku kesempatan hidup di dunia ini dan dilahirkan dalam keluarga yang luar biasa.

Minggu, 04 Oktober 2009

PERILAKU KONSUMEN ( PRODUK )

DOSEN : Yanti Budiasih

NAMA : ANSHAR PATRIA
NPM : 10207143
KELAS : 3 EA 06
TOPIK : PRODUK


Berikut adalah teori singkatnya...
  1. Sebuah produk adalah apa pun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Produk yang dipasarkan termasuk barang fisik, barang jasa, pengalaman, even, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide atau gagasan. Pelanggan membeli produk lebih karena nilai yang terkandung di dalam produk tersebut.

  2. Setiap produk mengandung beberapa tingkatan, mulai dari core benefit, basic product, expected product, augmented product hingga potential product.

  3. Produk dapat digolongkan berdasarkan wujud dan ketahanannya, yaitu durability dan tangibility, serta jenis pembeli, yaitu produk konsumer (consumer product) dan produk industri (industrial products).

  4. Bauran Produk (Product Assortment) terdiri dari width atau kelebaran suatu bauran produk (seberapa banyak perbedaan lini produk perusahaan); length (jumlah total item produk yang ada dalam bauran); depth (seberapa banyak variasi yang ditawarkan oleh setiap produk dalam satu lini); consistency (seberapa dekat hubungan antara berbagai lini produk)

  5. Selain mengembangkan fitur produk, pemasar juga harus berupaya agar konsumen mampu mengidentifikasi produknya. Ada 3 alat untuk membuat konsumen mampu mengidentifikasi produk, yaitu branding (mengelola merek), packaging (kemasan), serta labelling (memberikan label).

  6. Terdapat 7 tahap pengembangan produk baru, yaitu product ideas (gagasan produk); screening (penyeleksian); concept testing (menguji konsep), business analysis (analisis bisnis); prototype development (pengembangan prototipe); product testing and test marketing (pengujian produk dan pengujian pasar); commercialization (komersialisasi).

  7. Sebuah produk yang telah dipasarkan akan memiliki apa yang disebut siklus produk (PLC), yaitu serangkaian tahapan yang dilalui sebuah produk selama produk menghasilkan keuntungan. Tahapan PLC adalah introduction (pengenalan), growth (pertumbuhan), mature (kedewasaan), dan decline (penurunan).


PEMBAHASAN MENGENAI PRODUK :


STRATEGI MENETAPKAN PRODUK



1. Strategi Pengembangan Produk Baru


Perusahaan atau organisasi saat ini sudah semakin meningkat kesadarannya atas betapa pentingnya dan bermanfaatnya pengemban­gan produk atau jasa baru. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap daur hidup produknya dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.

Namun produk baru pun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produkpun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada pengelolaan organisatoris yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses penge­bangan produk baru.

Proses pengembangan produk baru mencakup delapan tahap; penciptaan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengu­jian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, uji coba pemasaran dan kegiatan komersialisa­si. Tujuan masing-masing tahap adalah tercapainya keputusan meneruskan atau membatalkan gagasan produk baru itu. Sudah wajarlah bila perusahaan inign memperkecil kemungkinan bahwa gagasan yang lemah dikembangkan dan justru gagasan bagus ditolak.

Menghadapi munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung pada karakteristik yang ada pada konsumennya sendiri atau yang ada pada produk. Pengusaha selalu berusaha melempar produk atau jasa barunya kepada pengadopsi dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.



2. Strategi Pengelolaan Produk Baru


Produk merupakan unsur pertama dan paling penting dalam suatu pemasaran. Strategi produk memerlukan berbagai keputusan yang terkoordinasi mengenai bauran produk, lini produk, jenis produk dan jasa.

Setiap produk yang dilempar ke pasar dapat diamati dalam tiga jenjang; Inti produk adalah manfaat hakiki yang benar-benar dibeli oleh pembeli. Wujud produk ialah ciri, gaya, mutu, merek dan kemasan yang membentuk suatu produk. Sedangkan produk yang disempurnakan merupakan gabungan dari wujud produk dengan berbagai jasa pelayanan yang menyertainya, seperti misalnya jaminan masa pemasangan, pemeliharaan serta penghataran cuma-cuma.

Dalam mengklasifikasikan produk beberapa macam skema bisa diketengahkan. Sebagai contoh, produk dapat dikelompokkan menurut daya tahan mereka (barang tahan lama, barang tidak tahan lama dan jasa). Barang konsumsi biasanya diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan konsumen dalam membeli (kebutuahan sehari-hari, belanjaan, barang khusus dan barang yang tidak dicari). Sementara itu barang industri pada umumnya dikelompokkan dari segi bagaimana peran mereka dalam proses produksi (bahan dan suku cadang, barang modal, perbekalan dan pelayanan).

Dalam dunia usaha, sebagian besar perusahaan menangani produk yang jenisnya lebih dari satu dan bauran produknya memi­liki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi sendiri. Keempat dimensi dari bauran produk ini merupakan alat untuk mengembangkan strategi produk dari perusahaan. Berbagai lini yang membentuk bauran produk secara berkala perlu ditinjau kembali untuk dilihat kemungkinan pertumbuhan dan keuntungan yang lebih besar. Lini produk yang lebih baik seharusnya mendapat dukungan fasilitas yang lebih banyak; lini lemah dapat saja dikurangi atau bahkan dihentikan dari peredaran, dan kini baru sebaiknya siperkenalkan agar senjang keuntungan bisa tertutup.

Setiap lini produk terdiri dari beberapa jenis produk. Seorang manajer lini produk hendaknya mempelajari kontribusi hasil penjualan dan keuntungan dari setiap mata produk bagi seluruh lini produk. Selain itu harus siketahui juga bagaimana setiap mata produk ditempatkan dalam menghadapi mata produk pesaing. Semua ini memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan mengenai lini produk. Masalah meren­tang lini produk akan menyangkut keputusan apakah suatu lini tertentu akan diperluas ke bawah, ke atas atau ke dua arah. Masalah mengisi lini produk melibatkan keputusan tentang apakah suatu mata produk tertentu harus ditambahkan pada skala lini produk yang ada pada saat ini. Sementara ini modernisasi lini produk akan menjawab pertanyaan tentang apakah suatu lini tertentu perlu pola baru dan apakah pola baru tersebut akan diselesaikan sebagian demi sebagian atau sellluruhnya sekaligus. Keputusan mengenai ciri lain produk akan menjawab pertanyaan mengenai mata produk mana yang akan diberi ciri-ciri tertentu dalam rangka mempromosikan seluruh lini. Sedangkan keputusan untuk mengurangi lini produk akan melibatkan masalah bagaimana mengetahui dan menarik mata produk yang lemah dari peredaran.

Setiap perusahaan hendaknya mengembangkan sendiri kebijakan-kebijakannya mengenai merek bagi mata produk dalam lini yang asa. Mereka harus mengambil keputusan tentang apakah produk perlu diberi merek; apakah itu merek pabrik atau merek sendiri, seberapa tinggi kualitas yang harus diterapkan pada merek; setiap produk diberi nama merek tersendiri atau bersama-sama; apakah perlu adanya perluasan merek pada produk-produk baru, apakah beberapa merek yang saling bersaing harus dihapus; dan perlukah diadakah penempatan kembali merek.

Produk fisik atau berwujud membutuhkan kemasan agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya perlindungan, kemuda­han, manfaat ekonomi dan promosi. Para pemasar sebaiknya mengem­bangkan suatu konsep pengemasan dan kemudian mengujinya dari segi fungsi dan psikologi, agar tercapai tujuan yang ingin diraih, serta sesuai dengan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah. Disamping itu produk fisik perlu juga label untuk kepentingan identifikasi,penentuan jenjang, uraian penjelasan serta promosi.Pada umumnya setiap undang-undang menentapkan peraturan agar produsen mencantumkan informasi tertentu pada label tentang produk untuk kejelasan dan perlindungan konsumen.

Perusahaan apapun harus menyusun dan mengembangkan jasa pelayanan pada pelanggan yang memeang diingini oleh para pelang­gannya. Jasa pelayanan ini juga harus efektif dalam memenangkan persaingan. Maka di sini beberapa keputusan harus diambil, seper­ti keputusan tentang jenis pelayanan pokok yang akan ditawarkan, seberapa lengkap setiap pelayanan akan disajikan, serta bentuk dari masing-masing pelayanan tersebut. Bauran jasa pelayanan ini dapat dikoordinasikan oleh departemen atau bagian di dalam peru­sahaan yang khusus menangani segala keluhan dan penyesuaian, masalah kredit, pemeliharaan, bantuan teknis dan informasi bagi konsumen.

Beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat, bergerak cepat menuju struktur ekonomi jasa, sehingga setiap pemasar harus tahu lebih banyak mengenai manajemen pemasaran jasa. Yang dimak­sud dengan jasa adalah kegiatan atau manfaat yang ditawarkan, dan yang benar-benar tidak berwujud secara fisik, serta tidak mengha­silkan kepemilikan sesuatu. Pada hakikatnya jasa memiliki sifat-sifat tidak berwujud, tidak bisa dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama. Dalam hal penerapan dan penggunaan konsep-konsep pemasaran, penelitian membuktikan bahwa industri jasa jauh tertinggal di belakang industri pengolahan, walaupun akhir-akhir ini perhatian dan minat sudah makin meningkat.



3. Strategi Diferensiasi Produk


Produk merupakan bauran pemasaran yang paling mendasar. Produk tidak hanya obyek fisik tetapi merupakan seperangkat manfaat atau nilai yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, baik secara fungsional maupun manfaat secara psikologis maupun sosial. Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya, keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian. Pemasaran dapat dibangun dari keunggulan elemen-elemen produk tersebut.


3.1. Kualitas


Kualitas didefinisikan oleh pelanggan. Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan. Kualitas meliputi kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan dan kehandalan. Kualitas kinerja mengacu pada tingkat di mana karakteristik produk itu beroperasi. Kualitas kesesuaian merupakan tingkat di mana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normat dan/ atau berat. Sedangkan kehandalan merupakan ukuran suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

Jam TUDOR menampilkan kualitas jam yang hydronaut, Steel Case, Self Winding Movement, dan Waterproof sampai kedalaman 200 meter. Iklan Jam TUDOR ditunjukkan pada gambar 4.1


Gambar 4.1



3.2. Keistimewaan (Fitur)


Keistimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Menjadi yang pertama memperkenalkan keistimewaan baru merupakan cara bersaing yang sangat efektif. Iklan Indosat 3.5G Broadband (Gambar 4.2) ini menampilkan keistimewaan menggunakan layanan akses internet hingga 18 Mbps yang pertama di Indonesia.


Gambar 4.2



3.3. Desain


Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Iklan Kijang Inova menampilkan desain yang menawan, ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3.



3.4. Gaya


Gaya menggambarkan penampilan dan perasaan itu bagi pelanggan. Chevrolet Captiva menampilkan mobil dengan gaya petualangan keluarga. Iklan Chevrolet Captiva tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4.




3.5. Kemasan


Produk fisik atau berwujud membutuhkan kemasan agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya perlindungan, kemuda­han, manfaat ekonomi dan promosi. Para pemasar sebaiknya mengem­bangkan suatu konsep pengemasan dan kemudian mengujinya dari segi fungsi dan psikologi, agar tercapai tujuan yang ingin diraih, serta sesuai dengan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah. Kemasan harus menarik perhatian, karena kemasan menggambarkan citra merek.

Kemasan harus dapat memberikan informasi struktur produk, manfaat, dan informasi tambahan, sehingga mendorong konsumen untuk mencoba membeli, mendorong untuk membeli ulang dan menyediakan cara pemakaian produk. Pembentukan kemasan yang baik harus memiliki empat keistimewaan. Untuk mengevaluasi empat keistiwewaan kemasan kemasan tersebut dapat digunakan model VIEW (Visibility, Information, Emotional appeal, Workability).

Visbilitas (Visibility) terkait dengan kemampuan untuk menarik perhatian, misalnya warna cerah, ukuran, grafik dan bentuk yang baru, seperti kemasan Bodrex berwarna merah mencolok, sedikit warna hitam dengan tulisan bodrex berwarna putih dan Meringankan sakit kepala dan sakit gigi berwarna hitam. Kemasannya ditunjukkan pada Gambar 4.5.


Gambar 4.5.



Informasi (Information) berhubungan dengan intruksi pemanfaatan produk, berbagai keunggulan, slogan-slogan, serta informasi tambahan yang dituliskan pada kemasan. Kemasan Mie Sedaap Instant produksi dari Wing’s yang Mantap Kari Ayamnya, memuat cara penyajian dan memuat slogan ”Jelas Terasa Sedaapnya”, Iklannya Mie Sedaap tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6.



Kemasan juga harus mempunyai daya tarik emosional (elegan, prestis, keceriaan, lucu, nostalgia, menarik dan sebagainya) seperti yang dilakukan oleh Pond’s, sebuah kemasan yang membuat Pond’s age miracle menjadi lebih menarik secara emosional. Iklan Pond’s tersebut, ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7.



Kemampuan kerja harus mampu ditampilkan oleh kemasan. Kemampuan kerja dapat berupa, kemampuan melindungi isi produk, kemudahan penyimpanan, kemundahan menggunakan produk, melindungi dari kerusakan dan ramah lingkungan. Kemasan Frisian Flag menampilkan kinerja yang mampu memuat susu segar yang lebih besar, yaitu 800 ml. Kemasan Frisian Flag mempunyai kemampuan untuk melindungi isi produk dalam jangka yang relatif lama, mudah disimpan dan mudah digunakan. Kemasan Frisian Flag juga mampu melindungi dari kerusakan dan ramah lingkungan Iklan Frisian Flag ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8



Disamping itu produk fisik perlu juga label untuk kepentingan identifikasi, penentuan jenjang, uraian penjelasan serta promosi. Pada umumnya setiap undang-undang menentapkan peraturan agar produsen mencatumkan informasi tertentu pada label tentang produk untuk kejelasan dan perlindungan konsumen.



3.6. Pelayanan


Perusahaan apapun harus menyusun dan mengembangkan jasa pelayanan pada pelanggan yang memang diingini oleh para pelang­gannya. Jasa pelayanan ini juga harus efektif dalam memenangkan persaingan. Maka di sini beberapa keputusan harus diambil, seper­ti keputusan tentang jenis pelayanan pokok yang akan ditawarkan, seberapa lengkap setiap pelayanan akan disajikan, serta bentuk dari masing-masing pelayanan tersebut.

Kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai dan meningkatkan kualitasnya. Pembeda pelayanan utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, keluhan dan penyesuaian, masalah kredit, pemeliharaan, bantuan teknis dan informasi bagi konsumen.

Hal ini juga didukung oleh survei dari US News and World Report, bahwa pelanggan pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, 69% disebabkan oleh karena tidak dilayani oleh karyawannya dengan baik. Produk yang tidak sesuai hanya menempatan urutan kedua, yaitu 12 % dan harga hanya 10 % serta lokasi hanya 9 %.


”Allah mengasihi orang yang mudah dalam penjualan, pembelian, pelunasan dan penagihan. Barang siapa memberi penangguhan kepada orang yang dalam kesusahan (untuk membayar hutang) atau membebaskannya, maka Allah akan menghisabnya dengan penghisaban yang ringan. Barang siapa menerima kembali pembelian dari orang-orang yang menyesali pembeliannya, niscaya Allah membatalkan (menghapus) kesalahannya pada hari kiamat.” sabda Rasulullah SAW.


Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang berusaha meningkatkan pelayanan dengan e-travel, yang meliputi e-payment, e-asy booking, e-ticket, e-asy check in dan e-njoy flight. Iklan Garuda Indonesia tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.9. Adira Finance dan Federal International Finance (FIF) sebagai Top Brand kategori pembiayaan sepeda motor menggunakan pelayanan sebagai keunggulan bersaingnya, bukan strategi harga murah. Adira Finance sukses dengan kemampuan membangun jaringan yang luas, memiliki 240 cabang yang melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan, melayani dengan baik melalui kemudahan, keamanan dan menguntungkan serta didukung dengan teknologi informasi. Sedangkan Federal International Finance selain membangun jaringan yang luas (130 cabang dan 250 cabang pembantu), melakukan proses pelayanan mulai dari pengajuan kredit sampai persetujuan kredit prosesnya hanya 170 menit. Pelayanan lainnya adalah kemudahan pembayaran pelanggan yang jauh dari kantor cabang dapat melalui kantor pos dan pembayaran angsuran dapat melalui ATM atau melalui diler yang terdekat dengan pelanggan. Iklan Federal International Finance ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.9.


Gambar 4.10.



4.4. Strategi Pengelolaan Jasa


Sektor jasa di seluruh dunia mengalami perubahan yang revolusioner. Jasa keuangan, jasa penerbangan, jasa telekomunikasi dan jasa teknologi informasi diperkirakan akan berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan yang paling pesat adalah jasa telekomunikasi dan teknologi informasi. Dengan perkembangan tersebut para pemasar perlu mengetahui lebih jauh tentang pemasaran produk-produk jasa. Jasa adalah kegiatan atau manfaat (benefits) yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya dan yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menimbulkan kepe­milikan akan sesuatu.

Jasa adalah hal yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, bervariasi dan tidak bertahan lama. Masing-masing karakteristik ini menimbulkan permasalahan sendiri-sendiri dan memerlukan strategi sendiri. Para pemasar harus menvari jalan keluarnya agar produk tak berwujud ini menjadi berwujud; untuk meningkatkan produktivitas pemberi jasa yang tidak dapat dipisah­kan dari produk itu sendiri; untuk menstandarkan mutu dalam menghadapi variabilitas dan untuk mempengaruhi perkembangan permintaan serta menyediakan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi karakteristik "tidak bertahan lama" yang melekat pada jasa itu.

Industri jasa pada umumnya ketinggalan dari produ­sen dalam menghadapi dan menggunakan konsep-konsep pemasaran. Akan tetapi, kini keadaan itu telah berubah. Strategi pemasaran jasa bukan hanya memerlukan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran ininternal guna memotivasi karyawan serta pemasaran interaktif guna menciptakan keterampilan-keterampilan pada pem­beri jasa. Konsumen akan menggunakan kriteria-kriteria teknis dan fungsional untuk menilai mutu jasa. Untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran jasa ini, produsen harus menciptakan kekhususan kompetitif, menawarkan mutu jasa yang tinggi dan mencari pemecahan untuk meningkatkan produktivitas jasa.

Bahkan perusahaan yang menjual produk pun harus memberikan dan mengelola jasa pelayanan ini bagi para konsumennya. Sesung­guhnya, jasa pelayanan tadi memainkan peranan yang lebih penting daripada produk dalam memenangkan persaingan. Bauran pelayanan mencakup pelayanan pra-penjualan seperti misalnya nasihat teknis dan ketepatan pengantaran, maupun pelayanan purna-penjualan, seperti misalnya pemeliharaan dan pelatihan karyawan dengan segera. Pemasar harus mengambil keputusan mengenai bauran, mutu dan sumber berbagai pelayanan pendukung produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.




REFERENSI :
  1. http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/BABEmpat.doc
  2. http://online1pemasaran.blogspot.com/2009/05/konsep-produk.html

Mohon maaf apabalia ada salah penulisan addres / URL dalam referensi