Minggu, 04 Oktober 2009

PERILAKU KONSUMEN ( PRODUK )

DOSEN : Yanti Budiasih

NAMA : ANSHAR PATRIA
NPM : 10207143
KELAS : 3 EA 06
TOPIK : PRODUK


Berikut adalah teori singkatnya...
  1. Sebuah produk adalah apa pun yang dapat ditawarkan pada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Produk yang dipasarkan termasuk barang fisik, barang jasa, pengalaman, even, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide atau gagasan. Pelanggan membeli produk lebih karena nilai yang terkandung di dalam produk tersebut.

  2. Setiap produk mengandung beberapa tingkatan, mulai dari core benefit, basic product, expected product, augmented product hingga potential product.

  3. Produk dapat digolongkan berdasarkan wujud dan ketahanannya, yaitu durability dan tangibility, serta jenis pembeli, yaitu produk konsumer (consumer product) dan produk industri (industrial products).

  4. Bauran Produk (Product Assortment) terdiri dari width atau kelebaran suatu bauran produk (seberapa banyak perbedaan lini produk perusahaan); length (jumlah total item produk yang ada dalam bauran); depth (seberapa banyak variasi yang ditawarkan oleh setiap produk dalam satu lini); consistency (seberapa dekat hubungan antara berbagai lini produk)

  5. Selain mengembangkan fitur produk, pemasar juga harus berupaya agar konsumen mampu mengidentifikasi produknya. Ada 3 alat untuk membuat konsumen mampu mengidentifikasi produk, yaitu branding (mengelola merek), packaging (kemasan), serta labelling (memberikan label).

  6. Terdapat 7 tahap pengembangan produk baru, yaitu product ideas (gagasan produk); screening (penyeleksian); concept testing (menguji konsep), business analysis (analisis bisnis); prototype development (pengembangan prototipe); product testing and test marketing (pengujian produk dan pengujian pasar); commercialization (komersialisasi).

  7. Sebuah produk yang telah dipasarkan akan memiliki apa yang disebut siklus produk (PLC), yaitu serangkaian tahapan yang dilalui sebuah produk selama produk menghasilkan keuntungan. Tahapan PLC adalah introduction (pengenalan), growth (pertumbuhan), mature (kedewasaan), dan decline (penurunan).


PEMBAHASAN MENGENAI PRODUK :


STRATEGI MENETAPKAN PRODUK



1. Strategi Pengembangan Produk Baru


Perusahaan atau organisasi saat ini sudah semakin meningkat kesadarannya atas betapa pentingnya dan bermanfaatnya pengemban­gan produk atau jasa baru. Produk yang saat ini beredar di pasar menghadapi akhir tahap daur hidup produknya dan memang harus diganti dengan produk yang lebih baru.

Namun produk baru pun bisa gagal total. Selain menghadapi keberhasilan, pembaruan produkpun ditantang oleh resiko yang tidak kalah besar. Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada pengelolaan organisatoris yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses penge­bangan produk baru.

Proses pengembangan produk baru mencakup delapan tahap; penciptaan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengu­jian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis bisnis, pengembangan produk, uji coba pemasaran dan kegiatan komersialisa­si. Tujuan masing-masing tahap adalah tercapainya keputusan meneruskan atau membatalkan gagasan produk baru itu. Sudah wajarlah bila perusahaan inign memperkecil kemungkinan bahwa gagasan yang lemah dikembangkan dan justru gagasan bagus ditolak.

Menghadapi munculnya produk baru, konsumen bereaksi dengan kadar yang berbeda tergantung pada karakteristik yang ada pada konsumennya sendiri atau yang ada pada produk. Pengusaha selalu berusaha melempar produk atau jasa barunya kepada pengadopsi dini yang potensial, terutama mereka yang memiliki sifat sebagai panutan.



2. Strategi Pengelolaan Produk Baru


Produk merupakan unsur pertama dan paling penting dalam suatu pemasaran. Strategi produk memerlukan berbagai keputusan yang terkoordinasi mengenai bauran produk, lini produk, jenis produk dan jasa.

Setiap produk yang dilempar ke pasar dapat diamati dalam tiga jenjang; Inti produk adalah manfaat hakiki yang benar-benar dibeli oleh pembeli. Wujud produk ialah ciri, gaya, mutu, merek dan kemasan yang membentuk suatu produk. Sedangkan produk yang disempurnakan merupakan gabungan dari wujud produk dengan berbagai jasa pelayanan yang menyertainya, seperti misalnya jaminan masa pemasangan, pemeliharaan serta penghataran cuma-cuma.

Dalam mengklasifikasikan produk beberapa macam skema bisa diketengahkan. Sebagai contoh, produk dapat dikelompokkan menurut daya tahan mereka (barang tahan lama, barang tidak tahan lama dan jasa). Barang konsumsi biasanya diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan konsumen dalam membeli (kebutuahan sehari-hari, belanjaan, barang khusus dan barang yang tidak dicari). Sementara itu barang industri pada umumnya dikelompokkan dari segi bagaimana peran mereka dalam proses produksi (bahan dan suku cadang, barang modal, perbekalan dan pelayanan).

Dalam dunia usaha, sebagian besar perusahaan menangani produk yang jenisnya lebih dari satu dan bauran produknya memi­liki lebar, panjang, kedalaman dan konsistensi sendiri. Keempat dimensi dari bauran produk ini merupakan alat untuk mengembangkan strategi produk dari perusahaan. Berbagai lini yang membentuk bauran produk secara berkala perlu ditinjau kembali untuk dilihat kemungkinan pertumbuhan dan keuntungan yang lebih besar. Lini produk yang lebih baik seharusnya mendapat dukungan fasilitas yang lebih banyak; lini lemah dapat saja dikurangi atau bahkan dihentikan dari peredaran, dan kini baru sebaiknya siperkenalkan agar senjang keuntungan bisa tertutup.

Setiap lini produk terdiri dari beberapa jenis produk. Seorang manajer lini produk hendaknya mempelajari kontribusi hasil penjualan dan keuntungan dari setiap mata produk bagi seluruh lini produk. Selain itu harus siketahui juga bagaimana setiap mata produk ditempatkan dalam menghadapi mata produk pesaing. Semua ini memberikan informasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan mengenai lini produk. Masalah meren­tang lini produk akan menyangkut keputusan apakah suatu lini tertentu akan diperluas ke bawah, ke atas atau ke dua arah. Masalah mengisi lini produk melibatkan keputusan tentang apakah suatu mata produk tertentu harus ditambahkan pada skala lini produk yang ada pada saat ini. Sementara ini modernisasi lini produk akan menjawab pertanyaan tentang apakah suatu lini tertentu perlu pola baru dan apakah pola baru tersebut akan diselesaikan sebagian demi sebagian atau sellluruhnya sekaligus. Keputusan mengenai ciri lain produk akan menjawab pertanyaan mengenai mata produk mana yang akan diberi ciri-ciri tertentu dalam rangka mempromosikan seluruh lini. Sedangkan keputusan untuk mengurangi lini produk akan melibatkan masalah bagaimana mengetahui dan menarik mata produk yang lemah dari peredaran.

Setiap perusahaan hendaknya mengembangkan sendiri kebijakan-kebijakannya mengenai merek bagi mata produk dalam lini yang asa. Mereka harus mengambil keputusan tentang apakah produk perlu diberi merek; apakah itu merek pabrik atau merek sendiri, seberapa tinggi kualitas yang harus diterapkan pada merek; setiap produk diberi nama merek tersendiri atau bersama-sama; apakah perlu adanya perluasan merek pada produk-produk baru, apakah beberapa merek yang saling bersaing harus dihapus; dan perlukah diadakah penempatan kembali merek.

Produk fisik atau berwujud membutuhkan kemasan agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya perlindungan, kemuda­han, manfaat ekonomi dan promosi. Para pemasar sebaiknya mengem­bangkan suatu konsep pengemasan dan kemudian mengujinya dari segi fungsi dan psikologi, agar tercapai tujuan yang ingin diraih, serta sesuai dengan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah. Disamping itu produk fisik perlu juga label untuk kepentingan identifikasi,penentuan jenjang, uraian penjelasan serta promosi.Pada umumnya setiap undang-undang menentapkan peraturan agar produsen mencantumkan informasi tertentu pada label tentang produk untuk kejelasan dan perlindungan konsumen.

Perusahaan apapun harus menyusun dan mengembangkan jasa pelayanan pada pelanggan yang memeang diingini oleh para pelang­gannya. Jasa pelayanan ini juga harus efektif dalam memenangkan persaingan. Maka di sini beberapa keputusan harus diambil, seper­ti keputusan tentang jenis pelayanan pokok yang akan ditawarkan, seberapa lengkap setiap pelayanan akan disajikan, serta bentuk dari masing-masing pelayanan tersebut. Bauran jasa pelayanan ini dapat dikoordinasikan oleh departemen atau bagian di dalam peru­sahaan yang khusus menangani segala keluhan dan penyesuaian, masalah kredit, pemeliharaan, bantuan teknis dan informasi bagi konsumen.

Beberapa negara maju, terutama Amerika Serikat, bergerak cepat menuju struktur ekonomi jasa, sehingga setiap pemasar harus tahu lebih banyak mengenai manajemen pemasaran jasa. Yang dimak­sud dengan jasa adalah kegiatan atau manfaat yang ditawarkan, dan yang benar-benar tidak berwujud secara fisik, serta tidak mengha­silkan kepemilikan sesuatu. Pada hakikatnya jasa memiliki sifat-sifat tidak berwujud, tidak bisa dipisahkan, berubah-ubah dan tidak tahan lama. Dalam hal penerapan dan penggunaan konsep-konsep pemasaran, penelitian membuktikan bahwa industri jasa jauh tertinggal di belakang industri pengolahan, walaupun akhir-akhir ini perhatian dan minat sudah makin meningkat.



3. Strategi Diferensiasi Produk


Produk merupakan bauran pemasaran yang paling mendasar. Produk tidak hanya obyek fisik tetapi merupakan seperangkat manfaat atau nilai yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan, baik secara fungsional maupun manfaat secara psikologis maupun sosial. Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desain, gaya, keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, jaminan dan pengembalian. Pemasaran dapat dibangun dari keunggulan elemen-elemen produk tersebut.


3.1. Kualitas


Kualitas didefinisikan oleh pelanggan. Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan spesifik dari pelanggan. Kualitas meliputi kualitas kinerja, kualitas kesesuaian, daya tahan dan kehandalan. Kualitas kinerja mengacu pada tingkat di mana karakteristik produk itu beroperasi. Kualitas kesesuaian merupakan tingkat di mana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Daya tahan adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normat dan/ atau berat. Sedangkan kehandalan merupakan ukuran suatu produk tidak akan rusak atau gagal dalam suatu periode waktu tertentu.

Jam TUDOR menampilkan kualitas jam yang hydronaut, Steel Case, Self Winding Movement, dan Waterproof sampai kedalaman 200 meter. Iklan Jam TUDOR ditunjukkan pada gambar 4.1


Gambar 4.1



3.2. Keistimewaan (Fitur)


Keistimewaan merupakan karakteristik yang melengkapi fungsi dasar produk. Menjadi yang pertama memperkenalkan keistimewaan baru merupakan cara bersaing yang sangat efektif. Iklan Indosat 3.5G Broadband (Gambar 4.2) ini menampilkan keistimewaan menggunakan layanan akses internet hingga 18 Mbps yang pertama di Indonesia.


Gambar 4.2



3.3. Desain


Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan pelanggan. Iklan Kijang Inova menampilkan desain yang menawan, ditunjukkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3.



3.4. Gaya


Gaya menggambarkan penampilan dan perasaan itu bagi pelanggan. Chevrolet Captiva menampilkan mobil dengan gaya petualangan keluarga. Iklan Chevrolet Captiva tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4.




3.5. Kemasan


Produk fisik atau berwujud membutuhkan kemasan agar tercipta manfaat-manfaat tertentu seperti misalnya perlindungan, kemuda­han, manfaat ekonomi dan promosi. Para pemasar sebaiknya mengem­bangkan suatu konsep pengemasan dan kemudian mengujinya dari segi fungsi dan psikologi, agar tercapai tujuan yang ingin diraih, serta sesuai dengan kebijaksanaan atau peraturan pemerintah. Kemasan harus menarik perhatian, karena kemasan menggambarkan citra merek.

Kemasan harus dapat memberikan informasi struktur produk, manfaat, dan informasi tambahan, sehingga mendorong konsumen untuk mencoba membeli, mendorong untuk membeli ulang dan menyediakan cara pemakaian produk. Pembentukan kemasan yang baik harus memiliki empat keistimewaan. Untuk mengevaluasi empat keistiwewaan kemasan kemasan tersebut dapat digunakan model VIEW (Visibility, Information, Emotional appeal, Workability).

Visbilitas (Visibility) terkait dengan kemampuan untuk menarik perhatian, misalnya warna cerah, ukuran, grafik dan bentuk yang baru, seperti kemasan Bodrex berwarna merah mencolok, sedikit warna hitam dengan tulisan bodrex berwarna putih dan Meringankan sakit kepala dan sakit gigi berwarna hitam. Kemasannya ditunjukkan pada Gambar 4.5.


Gambar 4.5.



Informasi (Information) berhubungan dengan intruksi pemanfaatan produk, berbagai keunggulan, slogan-slogan, serta informasi tambahan yang dituliskan pada kemasan. Kemasan Mie Sedaap Instant produksi dari Wing’s yang Mantap Kari Ayamnya, memuat cara penyajian dan memuat slogan ”Jelas Terasa Sedaapnya”, Iklannya Mie Sedaap tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6.



Kemasan juga harus mempunyai daya tarik emosional (elegan, prestis, keceriaan, lucu, nostalgia, menarik dan sebagainya) seperti yang dilakukan oleh Pond’s, sebuah kemasan yang membuat Pond’s age miracle menjadi lebih menarik secara emosional. Iklan Pond’s tersebut, ditunjukkan pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7.



Kemampuan kerja harus mampu ditampilkan oleh kemasan. Kemampuan kerja dapat berupa, kemampuan melindungi isi produk, kemudahan penyimpanan, kemundahan menggunakan produk, melindungi dari kerusakan dan ramah lingkungan. Kemasan Frisian Flag menampilkan kinerja yang mampu memuat susu segar yang lebih besar, yaitu 800 ml. Kemasan Frisian Flag mempunyai kemampuan untuk melindungi isi produk dalam jangka yang relatif lama, mudah disimpan dan mudah digunakan. Kemasan Frisian Flag juga mampu melindungi dari kerusakan dan ramah lingkungan Iklan Frisian Flag ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8



Disamping itu produk fisik perlu juga label untuk kepentingan identifikasi, penentuan jenjang, uraian penjelasan serta promosi. Pada umumnya setiap undang-undang menentapkan peraturan agar produsen mencatumkan informasi tertentu pada label tentang produk untuk kejelasan dan perlindungan konsumen.



3.6. Pelayanan


Perusahaan apapun harus menyusun dan mengembangkan jasa pelayanan pada pelanggan yang memang diingini oleh para pelang­gannya. Jasa pelayanan ini juga harus efektif dalam memenangkan persaingan. Maka di sini beberapa keputusan harus diambil, seper­ti keputusan tentang jenis pelayanan pokok yang akan ditawarkan, seberapa lengkap setiap pelayanan akan disajikan, serta bentuk dari masing-masing pelayanan tersebut.

Kunci keberhasilan dalam persaingan sering terletak pada penambahan pelayanan yang menambah nilai dan meningkatkan kualitasnya. Pembeda pelayanan utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan, pelatihan pelanggan, keluhan dan penyesuaian, masalah kredit, pemeliharaan, bantuan teknis dan informasi bagi konsumen.

Hal ini juga didukung oleh survei dari US News and World Report, bahwa pelanggan pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, 69% disebabkan oleh karena tidak dilayani oleh karyawannya dengan baik. Produk yang tidak sesuai hanya menempatan urutan kedua, yaitu 12 % dan harga hanya 10 % serta lokasi hanya 9 %.


”Allah mengasihi orang yang mudah dalam penjualan, pembelian, pelunasan dan penagihan. Barang siapa memberi penangguhan kepada orang yang dalam kesusahan (untuk membayar hutang) atau membebaskannya, maka Allah akan menghisabnya dengan penghisaban yang ringan. Barang siapa menerima kembali pembelian dari orang-orang yang menyesali pembeliannya, niscaya Allah membatalkan (menghapus) kesalahannya pada hari kiamat.” sabda Rasulullah SAW.


Garuda Indonesia merupakan perusahaan yang berusaha meningkatkan pelayanan dengan e-travel, yang meliputi e-payment, e-asy booking, e-ticket, e-asy check in dan e-njoy flight. Iklan Garuda Indonesia tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.9. Adira Finance dan Federal International Finance (FIF) sebagai Top Brand kategori pembiayaan sepeda motor menggunakan pelayanan sebagai keunggulan bersaingnya, bukan strategi harga murah. Adira Finance sukses dengan kemampuan membangun jaringan yang luas, memiliki 240 cabang yang melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan, melayani dengan baik melalui kemudahan, keamanan dan menguntungkan serta didukung dengan teknologi informasi. Sedangkan Federal International Finance selain membangun jaringan yang luas (130 cabang dan 250 cabang pembantu), melakukan proses pelayanan mulai dari pengajuan kredit sampai persetujuan kredit prosesnya hanya 170 menit. Pelayanan lainnya adalah kemudahan pembayaran pelanggan yang jauh dari kantor cabang dapat melalui kantor pos dan pembayaran angsuran dapat melalui ATM atau melalui diler yang terdekat dengan pelanggan. Iklan Federal International Finance ditunjukkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.9.


Gambar 4.10.



4.4. Strategi Pengelolaan Jasa


Sektor jasa di seluruh dunia mengalami perubahan yang revolusioner. Jasa keuangan, jasa penerbangan, jasa telekomunikasi dan jasa teknologi informasi diperkirakan akan berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan yang paling pesat adalah jasa telekomunikasi dan teknologi informasi. Dengan perkembangan tersebut para pemasar perlu mengetahui lebih jauh tentang pemasaran produk-produk jasa. Jasa adalah kegiatan atau manfaat (benefits) yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya dan yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menimbulkan kepe­milikan akan sesuatu.

Jasa adalah hal yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, bervariasi dan tidak bertahan lama. Masing-masing karakteristik ini menimbulkan permasalahan sendiri-sendiri dan memerlukan strategi sendiri. Para pemasar harus menvari jalan keluarnya agar produk tak berwujud ini menjadi berwujud; untuk meningkatkan produktivitas pemberi jasa yang tidak dapat dipisah­kan dari produk itu sendiri; untuk menstandarkan mutu dalam menghadapi variabilitas dan untuk mempengaruhi perkembangan permintaan serta menyediakan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi karakteristik "tidak bertahan lama" yang melekat pada jasa itu.

Industri jasa pada umumnya ketinggalan dari produ­sen dalam menghadapi dan menggunakan konsep-konsep pemasaran. Akan tetapi, kini keadaan itu telah berubah. Strategi pemasaran jasa bukan hanya memerlukan pemasaran eksternal tetapi juga pemasaran ininternal guna memotivasi karyawan serta pemasaran interaktif guna menciptakan keterampilan-keterampilan pada pem­beri jasa. Konsumen akan menggunakan kriteria-kriteria teknis dan fungsional untuk menilai mutu jasa. Untuk mencapai keberhasilan dalam pemasaran jasa ini, produsen harus menciptakan kekhususan kompetitif, menawarkan mutu jasa yang tinggi dan mencari pemecahan untuk meningkatkan produktivitas jasa.

Bahkan perusahaan yang menjual produk pun harus memberikan dan mengelola jasa pelayanan ini bagi para konsumennya. Sesung­guhnya, jasa pelayanan tadi memainkan peranan yang lebih penting daripada produk dalam memenangkan persaingan. Bauran pelayanan mencakup pelayanan pra-penjualan seperti misalnya nasihat teknis dan ketepatan pengantaran, maupun pelayanan purna-penjualan, seperti misalnya pemeliharaan dan pelatihan karyawan dengan segera. Pemasar harus mengambil keputusan mengenai bauran, mutu dan sumber berbagai pelayanan pendukung produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.




REFERENSI :
  1. http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/BABEmpat.doc
  2. http://online1pemasaran.blogspot.com/2009/05/konsep-produk.html

Mohon maaf apabalia ada salah penulisan addres / URL dalam referensi



1 komentar: